Senjata-Senjata Zaman Dulu
Blog Ini Menjelaskan Tentang Senjata Apa Saja/Perlengkapan Perang Di Zaman Dulu.
Pembaca
Entri Populer
-
10. senapan tanegashima (japanese matchlock) Sumber gambar Senapan jenis Matchlock dengan cepat digantikan oleh Yumi longbow pada s...
-
1. Keris Inilah salah satu senjata tradisional paling terkenal di dunia, baik karena bentuk fisik dan sejarahnya yang panjang. Salah sat...
-
Waktu agan2 SD, guru agan pasti bilang, kalo pejuang kemerdekaan Indonesia senjatanya itu bambu runcing.. ya, ada benernya juga sih, ...
-
Zirah adalah pakaian atau lapisan pelindung yang dikenakan untuk melindungi tubuh maupun kendaraan dari senjata atau b...
-
Perang besar bernuansa keagamaan yang pernah terjadi dalam sejarah ialah Perang Salib . Sebutan tersebut merupakan terjemahan ...
-
Si Pitung, adalah seorang tokoh pahlawan lokal asli dan sudah melegenda di benak rakyat Betawi. Nama besarnya sudah sangat terkenal di z...
-
Sebutan samurai sebenarnya bukan untuk pedang nya tetapi, sebutan samurai di tujukan untuk " Japanese Warrior" Sedangkan Pedang ...
-
bangane2.blogspot.com merupakan nabi terakhir yang di utus ke muka bumi ini. Setelah nabi Muhammad SAW tidak ada nabi lagi setelahnya. N...
Saturday, 18 May 2013
Wednesday, 17 April 2013
Cerita Hidup Si Pitung
Si Pitung, adalah seorang tokoh pahlawan lokal asli dan sudah melegenda di benak rakyat Betawi. Nama besarnya sudah sangat terkenal di zamannya dan sangat ditakuti lawan dan disegani kawan. Dia semacam “Robin-hood” asli Indonesia. Si Pitung selalu membela rakyat kecil dari penindasan dan penjajahan kompeni. Bagi VOC , Pitung merupakan potensi ancaman terbesar bagi kelangsungan usaha mereka di Batavia saat itu.
Berikut kilasan sejarah Si Pitung yang melegenda tersebut:
Pitung merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara, pasangan suami-istri Piun dan Pinah.Si Pitung, berdasarkan cerita rakyat (folklore) yang masih hidup di masyarakat Betawi, sejak kecil belajar mengaji di langgar (mushala) di kampung Rawa Belong. Dia, menurut istilah Betawi, ‘orang yang denger kate’. Dia juga ‘terang hati’, cakep menangkap pelajaran agama yang diberikan ustadznya, sampai mampu membaca (tilawat) Alquran. Selain belajar agama, dengan H Naipin, Pitung –seperti warga Betawi lainnya–, juga belajar ilmu silat. H Naipin, juga guru tarekat dan ahli maen pukulan. Masa mudanya, dihabiskan dengan mempelajari ilmu silat dengan pengawasan gurunya di Rawabelong. Selama mempelajari silat, Pitung juga memperoleh ilmu kekebalan.
Kehebatan gerak silat Pitung diuji ketika usai menjual kambing di Tanah Abang. Uang hasil penjualan dicopet segerombolan pemuda. Terjadilah perkelahian dengan kawanan pencopet. Dalam beberapa jurus, seluruh copet kampung itu terkapar ditanah. Melihat kehebatan korbannya, kawanan pencopet itu malah meminta agar Pitung menjadi pemimpin mereka.
Menjadi pemimpin pencopet, Pitung mulai beraksi. Namun kali ini korbannya bukan warga biasa karena ia pernah berjanji untuk membela warga yang lemah. Selama belajar silat itu, Pitung merasakan kehidupan orang Betawi dan Belanda (Eropa) sangat kontras. Dibalik penjajah yang disebut tuan besar, termasuk tuan-tuan tanah yang hidup mewah, Pitung melihat penderitaan rakyat kecil di sekitarnya.
Kondisi inilah yang membuat ia suka melakukan perampokan terhadap orang-orang kaya dan tuantuan tanah, yang membelenggu petani dengan berbagai blasting (pajak). Hasil rampokannya itu dibagi-bagikan kepada masyarakat miskin.
Menurut buku Sejarah Kampung Marunda yang diterbitkan Dinas Pariwisata dan Permuseuman DKI Jakarta, beberapa kali Si Pitung ditangkap dan dipenjarakan, tetapi selalu dapat meloloskan diri. Karena itu, ia dijadikan legenda, bisa menghilang dan tidak mempan oleh peluru. Karena aksi-aksinya yang membuat panik penjajah dan keamanan di Batavia terganggu, Belanda pun menugaskan Scehout (kepala polisi) memimpin operasi penumpasan.Salah satu ilmu kesaktian yang dipelajari Bang Pitung disebut Rawa Rontek. Gabungan antara tarekat Islam dan jampe-jampe Betawi. Dengan menguasai ilmu ini Bang Pitung dapat menyerap energi lawan-lawannya. Seolah-olah lawan-lawannya itu tidak melihat keberadaan Bang Pitung. Karena itu dia digambarkan seolah-olah dapat menghilang. Menurut cerita rakyat, dengan ilmu kesaktian rawa rontek-nya itu, Bang Pitung tidak boleh menikah. Karena sampai hayatnya ketika ia tewas dalam menjelang usia 40 tahun Pitung masih tetap bujangan.
Karena melihat kesaktian Pitung, Scehout(kepala polisi) mencari cara untuk melumpuhkannya. Mulai didekatilah orang-orang yang mengenal Pitung untuk mengetahui kelemahannya. Karena dikhianati salah satu kawannya, Pitung ditembak oleh Scehout Heyne dan pasukannya, dengan peluru emas yang khusus disediakan untuk melawan kesaktiannya. Hal ini dilakukan karena Si Pitung tidak mempan ditembak dengan peluru biasa.
Sampai kini, tidak diketahui letak makam ‘Robin Hood dari Betawi’ ini. Ada yang menyebutkan, penembakan terjadi di Jembatan Haji Ung, Kemayoran. Mayatnya dikuburkan dengan kepala dan badan terpisah. Kepalanya dikubur di dekat pabrik arak dan badannya dikubur di daerah Bogor. Sampai akhir hayatnya, Pitung tidak sempat berkeluarga. Versi lain menyatakan, mayatnya dikubur di daerah Pejagalan, Jakarta Barat, dan dijaga militer selama enam bulan.
Sunday, 14 April 2013
Zaman Yang Ada Di Jepang
·
Zaman
Heian 794–1185
·
Zaman Kamakura
1185–1333
1185–1333
·
Restorasi Kemmu
1333–1336
1333–1336
·
Istana Utara dan Selatan
1336–1392
1336–1392
·
Zaman Sengoku
1467–1573
1467–1573
·
Zaman Azuchi-Momoyama
1568–1603
1568–1603
Subscribe to:
Posts (Atom)